Translate

Friday, October 21, 2022

KACAMATA BIASA DULU BURUNG RECEH SEKARANG LANGKA

Siapa yang tak kenal dengan burung kuning kecil nan gesit ini, Kacamata biasa (Zosterops melanurus) atau dalam bahasa perdagangan burung di kenal dengan nama “Pleci” dengan ciri khas suara merdu dan lingkar putih di sekitar matanya membuat burung ini dalam kurun waktu 9 tahun kebelakang menjadi incaran para pemburu di hutan maupun di taman-taman kota di Jakarta, sehingga nama inggrisnya menjadi Sangkar White-eye karena saat ini, mudah menemukan burung kacamata di Sangkar.


MORFOLOGI 

Kacamata biasa berukuran kecil (10 – 11 cm), dengan warna dominan kuning dan terdapat lingkaran putih di sekitar mata, dengan garis hitam tebal ke arah paruh. Sebelumnya masuk ke dalam jenis Zosterops palpebrosus kemudian menjadi Zostrops melanurus dengan dua sub species yakni Z.m. melanurus yang mempunyai perut kuning dan Z.m. buxtoni yang mempunyai perut berwarna putih. 


DISTRIBUSI

Dalam buku Burungnesia Seri Panduan Lapangan – Sunda Besar, Kacamata biasa merupakan burung endemik Jawa dan Bali dimana Z.m. melanurus tersebar di Jawa bagian tengah, timur dan Bali. Sedangkan Z.m. buxtoni tersebar di Jawa bagian barat dan daerah Cibodas merupakan zona peralihan dimana kedua sub spesies tersebut hidup berdampingan, namun dari data foto-foto Jakarta Birdwatcher’s Society tahun 2011 sub spesies buxtoni dan melanurus tercatat keberadaannya di Taman Monas dan RTH sekitarnya seperti foto di bawah ini.



POLA PAKAN DAN KEBIASAAN

Merupakan jenis Omnivora yakni pemakan protein hewani dari serangga dan nabati dari kuncup kecil, biji, buah, dan nectar bunga-bungaan seperti pada benalu (Loranthus sp). Burung ini hidup secara berkelompok, terkadang bergabung dengan jenis kacamata lain seperti Kacamata Jawa (Zosterops flavus) dan Kacamata Gunung (Zosterops japonicus). Ada hal yang menarik dari kebiasaan burung Kacamata biasa dalam membuat sarang di Taman Monas, diduga karena sulitnya menemukan tumbuhan sebagai komponen sarang, burung ini menggunakan kertas layangan sebagai bahan pembuat sarangnya, seperti foto dibawah ini.



STATUS

Tahun 2010 – 2012 dari catatan Jakarta Birdwatcher’s Society, jenis burung ini masih banyak di temukan di Taman dan Hutan Kota DKI Jakarta, namun seiring populernya Kacamata biasa sebagai burung peliharaan di tahun 2013, tercatat penangkapan besar-besaran di Taman dan Hutan Kota Jakarta, hingga saat ini hanya di beberapa lokasi saja yang masih bisa di jumpai Kacamata Biasa di Jakarta dan hal ini juga berlaku secara umum di seluruh pulau Jawa. Karena seiring populasinya yang semakin menurun di alam status IUCN burung ini pun menjadi VULNERABLE atau RENTAN TERANCAM PUNAH di ALAM. 


DAFTAR PUSTAKA

Taufiqurrahman, I., P.G. Akbar, A.A. Purwanto, M. Untung, Z., Assiddiqi, M. Iqbal, W.K. Wibowo, F.N. Tirtaningtyas & D.A. Triana. 2022. Panduan lapangan burung-burung di Indonesia Seri 1: Sunda Besar. Birdpacker Indonesia-Interlude: Batu.

Van Riper, S. G. and B. van Balen (2020). Warbling White-eye (Zosterops japonicus), version 1.0. In Birds of the World (S. M. Billerman, Editor). Cornell Lab of Ornithology, Ithaca, NY, USA. https://doi.org/10.2173/bow.warwhe1.01 

No comments: